Rabu, 16 September 2015

Ketika Luke Shaw Cedera

Sumber Foto: Detik.com

Bak pepatah setelah jatuh tertimpa tangga, MU harus menelan pil pahit dua kali pasca-lawatannya dari Eindhoven. Mereka tidak hanya harus pulang tanpa satu pun poin,mereka juga harus kehilngan seorang pemiainnya dalam jangka waktu yang lumayan lama akibat mengalami cedra dalam pertandingan semalam.

Ya, Luke Shaw, diinformasikan mengalami patah kaki akibat tekel keras pemain PSV, Hector Moreno. Belum deiketahui berapa lama Shaw akan menepi untuk menjalani penyembuhan dan pemulihan.

Cederanya Shaw jelas merupakan kabar buruk, bukan hanya bagi sang pemain dan MU, tapi juga bagi sang ‘penjegal’ sendiri, Hector Moreno. Dalam wawancara pasca-pertandingan, Moreno mengaku tak berniat mencederai Shaw.  Ia mengukapkan pennyesalan dan permintaan maaf, serta turut berduka untuk Shaw.

Tackle Keras Itu

Kejadian nahas itu bermula pada menit ke-14. Ketika itu, MU sedang menguasai bola. Luke Shaw yang mendapat bola dari temannya kemudian  berinisiatif melakukan penetrasi ke jantung pertahanan PSV. Ia berhasil melawati hadangan beberapa pemain PSV hingga sampai memasuki kotak penalti. Ia sudah begitu dekat dengan gawang dan terlihat akan melakukan sebuah shooting sebelum akhirnya, tekel keras dari Hector Moreno menghentikannya.

Shaw terkapar. Ia meringis, tak mampu menahan rasa sakit. Wasit kemudian memanggil petugas medis untuk memasuki lapangan. Rupanya, sesuatu serius terjadi. Peralatan sederhana yang dibawa oleh dua petugas medis tak cukup. Petugas lain pun dipanggil dengan peralatan yang lebih lengkap. Shaw mendapat perawatan yang cukup lama di lapangan.

Sementara itu, Van Gaal terlihat cemas di bangku cadangan. Ia mengkhawatirkan sesuatu yang buruk pada anak buahnya. Di sisi lain, Marcos Rojo sudah disiapkan, Ia tengah melakukan pemnasan d pinggir lapngan. Setelah sekitar sepuluh menit, Shaw dibawa keluar lapngan, Rojo masuk untuk menggantikan, dan kemudian pertandingan pun dilanjutkan.

Berjalan Indah

Tanpa mengenyampingkan rasa prihatin atas cedera yang menimpa Luke Shaw, saya melihat sesuatu yang indah seputar kejadian semalam. Semuanya terlihat berjalan sebagaimana mestinya di lapangan.

Para pemain MU tidak bersikap berlebihan menyikapi tekel Moreno. Mereka tidak melakukan protes berlebihan apalagi sampai melakkukan kekerasan pada bek PSV tersebut. Mereka jelas tahu Moreno hanya menjalankan tugasnya mengamankan gawang timnys tanpa berniat mencederai Shaw.

Ketika Shaw mendapat perawatan, para pemain terlihat melakukan gerakan-gerakan ringan. Ashley Young terlihat melompat-lompat, Martial berlari-lari kecil dan para pemain PSV memainkan bola. Hal ini penting mereka lakukan demi menjaga suhu tubuh agar tetap siap melanjutkan pertandingan.

Sementara itu wasit melakukan pekerjaanya dengan baik dengan langsung memerintahkan petugas medis memasuki lapangan yang direspon dengan baik oleh petugas medis. Mereka terlihat sigap dan tidak terlihat panik. Mereka juga sudah dilengkapi dengan peralatan medis yang sangat memadai untuk menghadapi kondisi seperti itu.

Yang terakhir dan membuat saya terkagum-kagum adalah ketika Shaw ditandu keluar lapangan untuk mendapat penanganan lebih lanjut, para penonton semua berdiri, memberikan applause untuknya. Tak peduli dia suporter PSV atau suporter MU. Mereka seolah sedang mempertontonkan betapa humanisnya sepakbola. Betapapun dua tim dan suporternya bersaing untuk meraih kemenangan, tapi ketika hal seperti itu terjadi, mereka tetap menunjukkan sikap respek yang luar biasa.

Jika di Indonesia

Saya kemudian membayangkan jika apa yang saya baru saksikan itu terjadi di sepakbola kita. Betapa indahnya dan betapa, Ah... Saya langsung trsadar...

Betapa sepakbola kita masih jauh untuk mencapai hal demikian. Betapa sepakbola kita masih saja sering diwarnai kekerasan dirusak oleh kerusuhan, diperburuk oleh manajmen yang amburadul. Yang lebih menyakitkan, kita masih harus menerima bahwa sepakbola kita masih saja menjadi lahan perebutan kekuasaan. (Waalm)

Minggu, 13 September 2015

Rakusnya Ronaldo Saat Berbuka Puasa




Secara sederhana, puasa dalam bahasa sehari-hari bisa didefinisikan sebagai kegiatan tidak makan dan minum dalam waktu tertentu. Atau secara luas, puasa juga didefiniskan sebagai kondisi tidak melakukan atau berhenti melakukan kegiatan tertentu. Misalnya, orang yang tidak berbicara  dalam waktu lama, bisa dikatakan sedang puasa bicara, atau, orang yang tidak tidur pada waktu tidur, dikatakan sedang puasa tidur.

Kata puasa, juga dikenal dalam terrminologgi agama, salah satunya dalam Islam. Kata puasa sepadan dengan kata shoum dalam bahasa Arab yang memiliki arti, menahan diri atau tidak melakukan sesuatu hal (yg membatalkan) dalam rentang waktu tertentu (dari terbit sampai tenggelam matahari). Orang yang melakukan puasa disebut shoim.

Kata puasa kemudian diadopsi ke dalam dunia olahraga, khusunya sepakbola. Dalam ‘kamus’ sepakbola, puasa merujuk kepada  kondisi ketika seorang pemin, khususnsya pemain depan, berhenti atau tidak mencetak gol dalam waktu yang tertentu atau dalam beberapa pertandingan.

Hampir semua striker, pernah mengalami kondisi ini, tak terkecuali striker-striker top dunia. Bahkan, Cristiano Ronaldo sebagai salah satu striker tersubur sepanjang sejarah, juga bukannya tidak pernah merasakan puasa. Artinya, ia juga pernah mengalami seret gol dalam beberapa pertandingan. Hal itu, misalnya terjadi belum lama ini. Beberapa pertandingan sebelum jornada ketiga La Liga kemarin, Ronaldo mengalami puasa yang lumayan panjang.

Ronaldo tidak mencetak gol dalam dua jornada awal La Liga. Ia juga tidak mencetak gol bersama timnas portugal dalam lanjutan kulafikasi Euro 2016 pekan lalu. Total, ia sudah tidak  mencetak gol selama 500 menit pertandingan, baik bersama timnas maupun bersama Real Madrid.

Tak pelak, ia pun menjadi bahan kritik bagi beberapa orang. Ia bahkan menjadi bahan lelucon dari tim nasional San Marino yang berhasil menctak gol tandang pertama mereka dalam kurun 16 tahun. “Cristiano Ronaldo menelpon hotel kami menginap. Ia ingin belajar kepada kami bagaimana cara mencetak gol”, tulis ofiicial twitter timnas San Marino.

Tapi, bukan Ronaldo namanya jika cuma bergeming mendengar kritikan. Ronaldo selalu punya cara membuktian diri. Semalam, pada lanjutan La Liga jornada ketiga, Ronaldo melakukannya. Ia berhasil mencetak gol, sekaligus membungkam kritik terhadapnya.

Ya, laga semalam melawan Espanyol, Roonaldo berbuka puasa. Dia mengkhiri puasa golnya ke gawang Pau Lopez. Malang buat Pau Lopez, sebagai seorang shoim (orang yg berpuasa) Ronaldo adalah seorang yang sangat rakus saat berbuka.  Ia menjebol gawangnya bukan hanya sekali, bukan juga dua atau tiga, Ronaldo mencetak LIMA gol.


Sejak sebelum pertandingan, Pau Lopez memang sudah sangat khawatir dirinya akan menjadi korban kerakusan Ronaldo saat berbuka. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa amat beresiko menghadapi Ronaldo yang sedang lapar. Kemudian, pada akhirnya, kekhawatiran Pau tersebut menjadi nyata. Ronaldo berbuka dengan amat manis.

Ya, sepertinya Ronaldo juga mengerti, ketika berbuka puasa, maka berbukalah dengan yang manis. Jika Anda tidak tau betapa manisnya apa yang dilakukan Ronaldo semalam, maka Anda perlu tahu fakta-fakta berikut:

Pertama, tidak ada satu pun pemain yang mampu mencetak lima gol dalam satu pertandingan La Liga sejak tahun 1996 sampai Ronaldo melakukannya semalam. Kedua, Hanya ada tiga pemain yang mampu melakukan hal tersebut sepanjang sejarah La Liga. Ketiga, hanya ada satu orang selain Ronaldo yang mencetak lima gol untuk satu pertandingan dalam dua musim beruntun di La Liga, sepanjang sejarah. Ketiga, Dengan lima golnya tersebut, Ronaldo berhasil melewati rekor milik Raul Gonzales sebagai pencetak gol terbanyak bagi Real Madrid di La Liga.

Amat manis bukan?

(Waalm)